MOJOKERTO,www.liputanindonesia.co.id - Pekerjaan ruang kelas baru (RKB) senilai Rp 317 juta di SMA Negeri Gedeg, Kabupaten Mojokerto, Jawa Timur, diduga mengesampingkan petunjuk teknis (juknis) dan rencana anggaran biaya (RAB) yang telah ditetapkan.
Hasilnya, banyak item pekerjaan proyek yang bersumber dari APBN (bantuan sosial SMA) itu yang tidak sesuai standar pekerjaan semestinya alias di mark-up. Bahkan, Kepala SMAN 1 Gedeg, dituding telah mencari keuntungan pribadi dari proyek pembangunan ruang di lantai tesebut.
Temuan lahan obyek pengerjaan RKB lantai 2 tersebut tanpa ada berita acara. Penggunaan material kayu reng dari bahan kayu jenis Meranti berukuran 2x3 cm, kayu usuk yang juga dari jenis kayu meranti berukuran 4x6 cm. List plank dari bahan kasi plank berukuran 1x30 cm.
Selain itu, 60 persen genting yang dipakai yakni genteng bekas. Campuran pasangan batu bata merah dan plesteran tembok dari bahan kapur-semen-pasir dengan campuran sekitar 3 sak kapur, 1 sak semen, 9 sak pasir. Gording dan kuda-kuda yang menggunakan kayu bekas sekitar 50 persen dan sisanya menggunakan kayu baru jenis Meranti dengan ukuran 8x12 cm.
Sumber Jejak Kasus di lokasi pengerjaan mengatakan, “Asal usulnya gedung sekolahan ini beratap genteng dan deg (lantai) diatas ini, baru saja dibuat bersamaan dengan pengerjaan ruangan kelas diatas yang dibangun itu," katanya.
"Soal bahan kayu yang dipakai untuk pengerjaan RKB ini, reng, usuk, semuanya menggunakan bahan kayu meranti batu. Dan ukurannya bahan kayu yang dibuat untuk reng 2x3 cm, usuk 4x6 cm,” beber sumber.
Sumber juga menilai, bahan yang dipakai untuk list plank yakni jenis kasi plank berukuran 1x30 cm. "Untuk atap, menggunakan bahan genteng bekas dan baru. Dan untuk Gording dan kuda-kuda, pastinya masih menggunakan bahan kayu bekas bongkaran sekitar 50 persen, dan lainnya bahan kayu baru jenis meranti batu berukuran 8x12 cm," terangnya.
Ditempat terpisah, Sekretaris Komunitas Rakyat Anti Korupsi (KORAK), berpendapat, dugaan penyalahgunaan anggaran tidak menutup kemungkinan juga terjadi di sektor pendidikan. Karenanya, pihaknya sangat mendukung atas temuan tersebut.
"Segera diberitakan saja, kami akan ikut melaporkan serta mengawal jika ada dugaan penyelewengan anggaran proyek di Mojokerto. Agar Mojokerto ini bersih dari tindak korupsi," tegas Samsul kemarin. (23/7/2016)
Sayangnya, hingga berita ini diturunkan, Kepala SMAN 1 Gedeg, Drs Hj Titik Wuriyanti MM belum berhasil ditemui untuk dikonfirmasi terkait dugaan korupsi pekerjaan proyek RKB SMAN 1 Gedeg. (ang/tim)